Minggu, 12 Oktober 2014

Selama Yesus Masih Memilih Keledai

Oleh : Made Teddy Artiana, S. Kom



Menyaksikan tayangan media, dimana salah seorang capres berkampanye dengan cara menunggang kuda,  serta-merta mengingatkan penulis pada kejadian di Kitab Suci : Yesus Kristus memasuki Yerusalem dengan menunggang keledai.  Akitab mencatat kejadian ini membuat heboh Yerusalem. Bukan hanya sambutan yang gegap gempita, namun spontanitas masa dalam mengibarkan daun palem, dan jubah yang dihamparkan di jalan yang akan dilewati Yesus, terbilang spektakuler saat itu. Bahkan seandainya saja mereka diam, maka batu-batupun –dijamin Tuhan- akan berteriak menyambut Sang Raja. Sebuah sambutan dahsyat yang tentunya tidak akan pernah terjadi di acara kampanye manapun, sampai kapanpun di dunia ini.

Sebelum mencoba menangkap isyarat yang disinyalkan oleh Yesus, agaknya perlu dijelaskan secara singkat perihal pemilihan keledai di atas. Mengapa Yesus memilih keledai, mengapa bukan kuda? Pada jaman dulu, adalah sebuah kebiasaan bagi raja untuk berkunjung ke rakyatnya.  Biasanya ada dua tujuan. Pertama, membawa damai. Kedua, kunjungan yang bersifat penghukuman. Dalam bahasa Yunani, ini diistilahkan sebagai “Epifani”. Yang unik adalah, rakyat dapat mengetahui maksud kunjungan itu dengan melihat apa yang menjadi tunggangan raja. Jika raja menggunakan kuda, berarti kedatangan ini bermaksud untuk menghukum.  Namun jika raja menunggang keledai, berarti kunjungan itu bermaksud damai. 

Ini kiranya dapat memperjelas isyarat dari Kristus. Paling tidak, Yesus memproklamirkan dua hal: Pertama, Ia adalah raja. Kedua, ia datang membawa damai. Meskipun akhir cerita justru aneh. Raja yang semula dielu-elukan ini berakhir dengan sangat hina-dina, seolah penjahat keji. Lalu apakah tragedi ini mengaburkan kedua isyarat di atas? Tentu tidak, malah menguatkan. Dalam arti yang lebih luas, Kristus raja damai yang datang kepada miliknya, manusia.  Kunjungan pertama ini dengan misi pendamaian (penyelamatan) dari Allah terhadap dosa umat manusia.

Tiba saatnya nanti, pada kunjungan yang kedua (terakhir) Kristus datang bukan dengan keledai, tanpa disambut dengan kehebohan daun palem dan jubah, dan tentu tidak dengan maksud damai. Sang Raja akan datang diiringi segenap balatentara Surga, dalam kengerian, ketakutan dan ratap tangis dunia, dengan satu misi : penghakiman.(*)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar