Minggu, 12 Oktober 2014

Popularitas


Oleh : Made Teddy Artiana, S. Kom



Sebagaimana halnya para pemimpin lain, Yesus Kristus menarik banyak orang datang kepada-Nya. Tidak terlalu puas dengan kata ‘orang banyak yang berbondong-bondong’, kitab Markus dan Lukas memutuskan untuk lebih detail mencatat berapa orang banyak yang berbondong-bondong itu.
Kitab Markus mencatat 4.000 orang, sementara kitab Lukas 5.000 orang. Meskipun keduanya mengacu pada peristiwa yang berbeda, namun kedua kitab tersebut sepakat menghitung hanya kaum laki-laki saja. Mari kita berhitung, walaupun dalam kira-kira. Kita pilih catatan Markus, 4.000 orang laki-laki. Jika mereka berpasangan, berarti jumlahnya sekitar 8.000 orang. Jika mereka membawa anak, katakanlah satu pasang membawa seorang anak saja, berarti jumlahnya sudah tiga kali lipat, yaitu 12.000 jiwa.

Satu hal yang perlu kita ingat adalah, di jaman itu jumlah penduduk belum sepadat sekarang. Hal lain yang perlu digarisbawahi adalah, saat itu belum ada gadget, internet apalagi sosial media. Jadi jika orang sebanyak itu bisa berkumpul di suatu tempat, maka dapat disimpulkan kejadian tersebut sangat dahsyat.

Sepak terjang Yesus Kristus saat itu memang menguras perhatian banyak orang. Walaupun   ‘mencari perhatian’ bukan tujuan utama, faktanya : tukang kayu yang lahir di kandang domba ini sangat populer. Tanpa perlu membagi-bagi uang ataupun pencitraan. Tapi apa yang dilakukan oleh Yesus terhadap popularitas-Nya?

“...sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang.” (Mat 14:22)

Melebihi pemimpin manapun, sangat masuk akal jika kita simpulkan mudah bagi Yesus untuk merekrut ribuan sukarelawan atau pasukan berani mati –dengan iming-iming surga- lalu mendirikan imperium-Nya di bumi ini. Namun, bukan itu misi Sang Mesias.

 “Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri” (Mat 14:23)

Inilah “teladan kepemimpinan” yang membedakan Kristus dengan para pemimpin dunia kebanyakan. Popularitas sering kali membuat pemimpin dan yang dipimpin tersesat. Namun kesendirian bersama Allah menjaga visi dan misi Kristus selalu sejalan dalam rencana Allah, sekalipun dunia akhirnya membelakangi Kristus. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar