Oleh : Made Teddy Artiana, S. Kom
Seseorang ‘boss’ mengajakku bermain
golf. Karena memang tidak memiliki stick golf dan segala perlengkapannya, aku
kemudian memposisikan diri seperti kebanyakan orang Indonesia : pengamat. Bukan
sebuah rahasia lagi, bahwa Indonesia banyak melahirkan para pengamat. Pengamat
ekonomi, pengamat politik dan yang paling hebat pengamat sepak bola.
Dan sesuai konsekuensi seorang
"pengamat golf" yang bertugas "mengamat-amati" maka aku
berusaha menjalankan peranku dengan seindah mungkin.
Dan inilah hasil pengamatanku : satu
derajat memiliki pengaruh luar biasa besar dalam permainan golf.
Satu derajat menentukan apakah Anda
akan memasukkan bola ke dalam lubang sasaran Anda, ataukah bola itu menghilang
di kerumunan semak belukar atau tenggelam dalam kolam disekitar lapangan golf.
Sangat logis, mengingat satu derajat
di saat Anda memukul bola, menjadi sekian derajat saat bola itu melesat dan
jatuh.
Saat itu tiba-tiba saja aku teringat
perumpamaan Yesus Kristus mengenai "biji sesawi" dan
"ragi". Sesuatu yang kecil, sederhana dan terabaikan..namun memiliki
dampak yang sama sekali tidak dapat diabaikan.
Biji sesawi, yang oleh hembusan nafas
bisa terpental lalu hilang tidak ditemukan, setelah tumbuh..besarnya 2-3 kali
melebihi pria dewasa! Ragi yang sejumput, dipakai untuk membuat roti yang
disantap belasan hingga puluhan orang.
Dari sana aku belajar betapa TUHAN
kadang "bersemayam" dalam hal-hal terabaikan, namun mengerjakan
perkara-perkara dahsyat.
Jadi, jika kita merasa hanya memiliki
"hal kecil dan sederhana" itu sudah cukup bagi Allah untuk
menggunakan kita melakukan perkara besar.
Musa dengan tongkatnya.
Daud dengan ketepelnya.
Rahab dengan tali.
Dst.
Demikian juga keselamatan Allah bagi
seluruh muka bumi ini dikerjakan oleh seorang anak tukang kayu, yang lahir di
palungan domba dan mati di atas kayu salib. Batu kecil yang terabaikan, sangat
besar kemungkinan membuat banyak orang tersandung jatuh, mencium tanah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar