Minggu, 12 Oktober 2014

Arti Sebuah Kemerdekaan

Oleh : Made Teddy Artiana, S. Kom


Berikut adalah ‘drama pembebasan’ yang pernah dilakukan oleh Kristus. Seorang wanita yang kedapatan berjinah dan terancam hukuman rajam. Atas campur tangan Yesus, wanita itu batal dilempari batu. Kebangkitan Lazarus dari kematian. Yesus memerintahkan jenazah yang telah berumur tiga hari itu keluar dari kubur. Barabas yang seharusnya disalibkan karena kejahatannya, posisinya digantikan oleh Kristus.

Ketiga peristiwa di atas memiliki kesamaan : Yesus membebaskan mereka sementara dari maut (kematian). Sementara? Ya! Mukjizat yang terjadi pada ketiga orang tersebut, tentu tidak membatalkan kematian mereka. Ketiganya (pasti) akan meninggal suatu saat nanti.

Disinilah terletak inti misi kedatangan Kristus yang pertama kali di dunia. Jelas, bukan untuk ‘show off’ mukjizat.  Orang mati bangkit, orang buta melihat, setan-setan terusir dan lain sebagainya, hanya tanda-tanda yang menyertai-Nya. Tanda bukan misi.

Sekarang mari kita arahkan perhatian kita ke saat penyaliban Kristus. Saat semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing : murid-murid berduka, Ahli Taurat bersuka dan sebagian prajurit Romawi berjudi, sesuatu yang sangat pribadi terjadi di atas sana. Diantara tiga manusia yang tengah tergantung antara bumi dan langit, sekarat di akhir hidup mereka. Sesuatu terjadi. Walaupun melebihi seluruh mukjizat, namun luput dari perhatian sebagian besar khalayak.

“Ingatlah aku ketika Engkau memerintah ya Kristus”, pinta seorang penjahat di sisi Kristus. “Tidak menunggu nanti, saat ini juga kau dan Aku di Firdaus”, jawab Yesus terharu bahagia.

Karena upah dosa adalah maut, maka tidak ada sesuatupun yang berakibat fatal dan kekal bagi manusia melebihi dosa. Sayangnya, hanya segelintir orang yang menghayati misi utama Kristus : memerdekakan para tawanan dosa dan membawanya ke sorga. Kristen lebih suka memusatkan perhatian pada hal-hal yang tidak memuat nilai kekekalan : berkat dan mukjizat.  Mimbar gereja terutama digunakan untuk menjanjikan miskin jadi kaya, sakit jadi sembuh, dan bukan fokus pada pertobatan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar