Oleh : Made Teddy
Artiana, S. Kom
Berikut adalah
‘drama pembebasan’ yang pernah dilakukan oleh Kristus. Seorang wanita yang
kedapatan berjinah dan terancam hukuman rajam. Atas campur tangan Yesus, wanita
itu batal dilempari batu. Kebangkitan Lazarus dari kematian. Yesus
memerintahkan jenazah yang telah berumur tiga hari itu keluar dari kubur.
Barabas yang seharusnya disalibkan karena kejahatannya, posisinya digantikan
oleh Kristus.
Ketiga
peristiwa di atas memiliki kesamaan : Yesus membebaskan mereka sementara dari
maut (kematian). Sementara? Ya! Mukjizat yang terjadi pada ketiga orang
tersebut, tentu tidak membatalkan kematian mereka. Ketiganya (pasti) akan
meninggal suatu saat nanti.
Disinilah
terletak inti misi kedatangan Kristus yang pertama kali di dunia. Jelas, bukan untuk
‘show off’ mukjizat. Orang mati bangkit,
orang buta melihat, setan-setan terusir dan lain sebagainya, hanya tanda-tanda
yang menyertai-Nya. Tanda bukan misi.
Sekarang mari
kita arahkan perhatian kita ke saat penyaliban Kristus. Saat semua orang sibuk
dengan urusannya masing-masing : murid-murid berduka, Ahli Taurat bersuka dan
sebagian prajurit Romawi berjudi, sesuatu yang sangat pribadi terjadi di atas sana.
Diantara tiga manusia yang tengah tergantung antara bumi dan langit, sekarat di
akhir hidup mereka. Sesuatu terjadi. Walaupun melebihi seluruh mukjizat, namun
luput dari perhatian sebagian besar khalayak.
“Ingatlah aku
ketika Engkau memerintah ya Kristus”, pinta seorang penjahat di sisi Kristus.
“Tidak menunggu nanti, saat ini juga kau dan Aku di Firdaus”, jawab Yesus
terharu bahagia.
Karena upah
dosa adalah maut, maka tidak ada sesuatupun yang berakibat fatal dan kekal bagi
manusia melebihi dosa. Sayangnya, hanya segelintir orang yang menghayati misi
utama Kristus : memerdekakan para tawanan dosa dan membawanya ke sorga. Kristen
lebih suka memusatkan perhatian pada hal-hal yang tidak memuat nilai kekekalan
: berkat dan mukjizat. Mimbar gereja
terutama digunakan untuk menjanjikan miskin jadi kaya, sakit jadi sembuh, dan
bukan fokus pada pertobatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar