Minggu, 12 Oktober 2014

Batu atau Kapas?

Oleh : Made Teddy Artiana



"Mana lebih berat batu 100kg atau kapas 100kg?"
Dengan ke-PeDe-an dan spontanitas ala Petrus, aku menjawab : "Batu!"
Sesegera itupun aku tahu jawabanku keliru.

"Kalau dimasukkan ke dalam air, mana yang lebih berat, batu 100kg atau kapas 100kg?"
Meskipun sudah salah di pertanyaan pertama, namun logika ini seakan masih tidak bisa diajak jernih. Tetap saja bibirku menjawab : "Batu!"
Skorpun tercatat 2 : 0
Maklum, ketika itu masih SD..hehehe

Tiga puluh tahun kemudian, seseorang kembali bertanya kepadaku dengan masih melibatkan kedua benda aneh itu.

"Mana yang lebih bisa menampung air, apakah batu 100 kg ataukah kapas 100 kg?"
Untuk pertanyaan ini aku terdiam.
Bukan saja keluguan masa kecilku yang terlintas, namun kata-kata Yesus Kristus dalam Alkitab.
"Engkau di dalam Aku, Aku di dalam mu"

Pernah merendam batu atau kapas -tidak perlu 100kg, tentu saja- dalam gelas berisi air? Setelah diangkat ke permukaan, tidak perduli seberapa lama batu direndam dalam air, air tetap tidak berada dalam batu. Hanya batu yang berada di dalam air.

Namun hal yang berbeda terjadi, jika kapas yang kita rendam. Setelah diangkat ke permukaan, kapaspun "mengandung" air. Pertanda tidak hanya kapas di dalam air, namun juga air berada di dalam kapas.

Tapi tunggu, jangan-jangan..kesulitan orang Kristen dalam mengenal TUHAN-nya..hanya karena kita memilih seperti batu : menolak memasukkan air ke dalam dirinya. Dengan kata lain, TUHAN harus ngikut mau kita, bukan kita yang ngikut TUHAN. Tengoklah, list doa-doa egosentris itu.

TUHAN...
Kami minta ini..itu..
Berkati ini..itu..
Jaga kami..
Tolong ini..itu..

Menempatkan TUHAN dengan ke-Maha-Kuasa-an NYA, sebagai team sukses, bahkan lebih buruk lagi tukang pukul bahkan kacung. Sungguh tidak tahu diri. Semoga kita segera sadar, sebelum kerohanian kita sungguh-sungguh 100% membatu.


(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar