Minggu, 12 Oktober 2014

Lebah vs Lalat

Oleh : MTA



Menyaksikan tayangan dunia binatang di televisi, memang kerap kali membawa kita kepada sebuah pencerahan.

Kehidupan lebah misalnya. Lewat instingnya, akan selalu menemukan bunga, sebagai makanannya. Oleh instingnya, kehidupan lebahpun berkutat diseputar : bunga, madu, bunga, madu..dan seterusnya. Lain halnya dengan lalat (bukan lalat buah). Lantaran insting pua, maka lalat bagaimanapun akan menemukan kotoran. Sejauh-jauhnya lalat terbang, ujung-ujungnya selalu akan mendarat di kotoran.

Mari kita lupakan sejenak ‘insting’ kedua binatang di atas. Sekarang kita coba aplikasikan dalam kehidupan manusia. Sebagai manusia kita memiliki kehendak bebas dari Sang Pencipta.  Kebebasan memilih apapun yang akan kita masukkan di hati kita. Kita bebas menafsirkan segala sesuatu yang terjadi sesuka-sukanya. Bahkan TUHAN sekalipun, tidak mendikte isi hati kita.

Jika demikian berarti hati kitalah yang akan menentukan berkutat dalam hidup seperti apa kita sekarang dan nanti. Itulah sebabnya, ada orang yang mulia, sukses, sehat dan bahagia. Namun, ada juga yang gagal, sakit-sakitan, kekurangan dan tidak bahagia.

Tentu itu bukan kebetulan, karena tidak ada yang kebetulan dalam hidup ini. Semuanya rangkaian sebab dan akibat.

Terlalu naif pula, jika perbedaan ‘status’ kehidupan itu melulu kita kaitkan kepada sebuah variabel : kerja-keras. Tanpa sikap hati yang benar, kerja keras terbukti hanya melelahkan kita saja.

Adalah bijak untuk selalu mengaktifkan, membiasakan, memperkuat ‘insting’ lebah kita. Supaya betapapun keadaan di luar kita, kita akan selalu menemukan bunga untuk menghasilkan madu. Dalam arti kehidupan yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain.

Kita tentu tidak ingin kehidupan kita seperti lalat, berkutat dalam kotoran, sampah, bau busuk, pergaulan buruk, pernikahan yang berantakan, kesehatan yang menyedihkan, kesulitan finansial, hidup yang morat-marit dan berakhir pada kehinaan. Kehinaan yang tentu turut menyebarkan penyakit (pengaruh buruk) bagi orang lain


Tidak seperti lebah maupun lalat, persoalan kita bukan sekedar insting, namun pilihan menjaga hati kita. Seperti peringatan Raja Sulaiman dalam kitab Amsal, “Jagalah hatimu, dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan”(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar