Minggu, 12 Oktober 2014

Belajar Diam

 Oleh : Made Teddy Artiana, S. Kom


Dua belas hari di Bali membawa begitu banyak pelajaran buatku pribadi. Berada terpencil dalam villa sederhana dengan kanan-kiri-depan-belakang lahan persawahan, hutan dan sungai membawa sebuah pencerahan yang luar biasa.

Pagi bertemankan belasan kicau burung yang berbeda, kukurunyuk ayam yang saling sahut serta leteran bebek di sawah. Sementara bila malam menjelang, paduan suara kodok dan jangkrik mengambil alih shift jaga.

Suatu malam, saat ribuan bintang gemintang di langit dan kegelapan malam menggantikan tayangan hiburan TV dan peliknya konflik politik. Dalam keheningan agung di salah satu pelosok Ubud, Bali itu, aku dituntun untuk mengingat sepenggal Mazmur Raja Daud yang membuat seluruh bulu kudukku berdiri.

"Diam dan ketahuilah, Akulah Allah, Aku ditinggikan di atas bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi"

Tanpa kita sadari ternyata dunia memang terlalu gaduh. Pencapaian sukses terlalu sibuk. Ambisi terlalu berisik. Kepentingan terlalu keruh. Kekuatiran begitu menjauhkan kita dari kedamaian. Menjauhkan kita dari Bapa.

TUHAN tidak menyuruh kita untuk selalu duduk diam di kaki-Nya. Namun paling tidak, jangan sampai kesibukan ala Martha saudara Maria, membuat kita merasa memang “harus” selalu sibuk.

Ironis memang. Manusia menciptakan sesuatu untuk mempermudah hidupnya, namun sesuatu itu kemudian berbalik mengejar hidup manusia bagaikan anjing mengejar pencuri. Senjata makan tuan.

Kemudian hidup menjadi tidak mudah, apalagi murah lagi bagi siapapun. Kemudahan jadi ketergesaan. Teknologi komunikasi mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Lalu, hiburan justru membuat penuh buffer pikiran kita. Alhasi terciptalah manusia-manusia gelisah, sibuk namun rentan.

Kita menjadi demikian sulit hanya untuk sekedar sungguh-sungguh diam. Sendirian bersama Allah. Padahal pada titik itulah terletak seluruh kekuatan melanjutkan perjalanan hidup. Mendengarkan TUHAN adalah kritikal. Jauh lebih kritikal dari mendengarkan siapapun dalam hidup ini. Salah satu caranya adalah pergilah ke alam.

(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar